Polisi Tangkap 12 Imigran Pakistan

Polisi Tangkap 12 Imigran Pakistan

\"\"CIREBON - Kepolisian Resor (Polres) Cirebon dan Polsek Mundu Kabupaten Cirebon berhasil menggagalkan 12 orang imigran gelap asal negara Pakistan yang hendak menuju Australia melalui Jakarta. Mereka ditangkap saat berada di jalan tol Palikanci Km 229, tepatnya di Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Senin pagi (30/7). Keterangan yang berhasil dihimpun Radar menyebutkan, penangkapan ke-12 orang imigran asal Pakistan ini berawal saat mereka berangkat dari Surabaya, Minggu (29/7) sekitar pukul 06.30 dengan menggunakan minibus travel Wijaya Trans bernopol W 7356 UR yang dikemudikan Yuda (20) warga Surabaya menuju Jakarta. Mobil tersebut masuk jalan tol Palikanci pada Senin (30/7) sekitar pukul 01.00 WIB. Ketika melintas di Km 229 tepatnya Desa Citemu, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon berhenti untuk mengganti ban yang pecah. Di saat Yuda sedang mengganti ban, salah satu dari imigran gelap tersebut turun dari mobil. Saat itulah ada warga yang curiga melihat isi mobil berisi warga asing. Warga tersebut kemudian melaporkannya ke Polsek Mundu. Kapolsek Mundu AKP Sayidi yang menerima laporan langsung mendatangi TKP untuk mengecek. Namun, kedatangan petugas polisi itu membuat kaget dan takut para imigran gelap tersebut. Kemudian mereka berhamburan melarikan diri masuk ke dalam Desa Citemu. Melihat gelagat tidak baik, Kapolsek Mundu langsung berkoordinasi dengan Polres Cirebon untuk meminta bantuan pengejaran. Petugas gabungan dari Polsek Mundu dan Polres Cirebon kemudian melakukan pencarian dan aksi kejar-kejaran antara polisi dengan mereka (imigran gelap, red) pun terjadi. Akhirnya, hingga pukul 10.00, satu per satu polisi baru berhasil mengumpulkan dan mengamankan ke-12 imigran gelap tersebut dan langsung digelandang ke Mapolsek Mundu untuk didata. Kedua belas orang imigran gelap asal Pakistan tersebut yaitu Saadat Hussain (26), Gulfam Hussain (21), Sayed Sahid Hussain (20), Sayed Mustafa Hussain (19), Mujahid Hussain (20), Zamen Hussain (23), Sayed Muhammad Tahir (17), Fayaz Hussain (20), Kifayat Hussain (28), Najeeb Hussain (20), Mehdi Raza (20), dan Mujahid Hussain (21). Mereka beralamat di Kota Parachinar, Pakistan. Setelah diamankan dan dilakukan pendataan, ke-12 orang imigran gelap yang tidak mengantongi surat-surat resmi keimigrasian dan paspor, akhirnya diserahkan ke kantor Imigrasi Cirebon, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon untuk diproses selanjutnya. “Setelah kami tangkap dan kami amankan di Mapolsek Mundu, ternyata mereka tidak mempunyai paspor dan surat keimigrasian yang sah. Guna proses selanjutnya, mereka kami serahkan ke petugas Imigrasi Cirebon yang ada di Kedawung. Menurut pengakuannya, mereka berniat ke Jakarta. Mungkin saja setelah di Jakarta mereka akan pergi ke Australia,” ujar Kapolres Cirebon AKBP H Hero Henrianto Bachtiar SIK MSi melalui Kapolsek Mundu AKP Sayidi kepada Radar, kemarin (30/7). Kifayat Hussain kepada Radar melalui seorang penerjemah menuturkan, dirinya bersama saudara-saudaranya itu terpaksa kabur dan mengungsi keluar dari negaranya untuk menyelamatkan diri dari maraknya tindak kekerasan sektarian antara warga Sunni dan Syiah. “Kami lebih baik menyelamatkan diri daripada mati terbunuh di tangan kaum taliban. Di negara kami, setiap hari sering terjadi bom bunuh diri,” ungkapnya sambil menambahkan dirinya meninggalkan orang tuanya bersama enam saudara perempuan dan satu saudara laki-laki. Sementara itu, Kepala Sub Seksi Pengawasan Kantor Imigrasi Cirebon, Albert F kepada Radar mengatakan, untuk tindak lanjut kedua belas imigran ini, sementara akan diamankan di Kantor Imigrasi Cirebon terlebih dahulu, sambil menunggu pemeriksaan lebih lanjut, apakah akan dikirim ke Rudenim atau dideportasi. “Untuk sementara akan kita tempatkan dulu di Imigrasi, untuk menunggu pemeriksaan,” ujar Albert. Sedangkan Yuda, sopir minibus kepada Radar mengatakan, dirinya sehari-hari sebagai sopir elf angkutan umum di Surabaya, ketika waktu Minggu pagi (29/7) dia mendapatkan orderan dari Yazid yang baru dikenalnya pada saat itu. Yazid meminta agar dirinya mengantarkan dua belas imigran tersebut ke Jakarta dengan bayaran Rp3.500.000. Lalu dia pun menyetujui itu dan berangkatlah mereka, karena Yuda kurang paham jalan menuju Jakarta, sehingga dia meminta temannya Indra sebagai penunjuk jalan. “Waktu itu saya dapat tawaran dari Yazid yang baru saya kenal, untuk mengantarkan para imigran ke Jakarta. Lalu saya setuju dan saya bawa teman untuk penunjuk jalan,” akunya. Masih menurut Yuda, Yazid bertemu kedua belas imigran itu ketika jalan-jalan. Ketika itu, dia diminta tolong imigran tersebut untuk mencarikan mobil untuk digunakan menuju Jakarta, Yazid akan diberi uang sepuluh juta rupiah, tetapi uang tersebut diberikan ketika sesampai di Jakarta oleh bos imigran tersebut. Yazid pun sempat menelepon bos imigran tersebut, lalu Yazid bersedia untuk mencarikan mobil. “Katanya Yazid bertemu imigran itu waktu di jalan, Yazid sempat telpon bos imigran itu, dan diminta tolong untuk mencarikan mobil untuk imigran ke Jakarta, dan akan diberikan bayaran sepuluh juta,” pungkas Yuda. (rdh/den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: